Sabtu, 04 April 2009

Pindah lagi

Pindah lagi…pindah lagi…itu selalu yang dikeluhkan kedua anakku setiap kita utarakan rencana perpindahan tugas papanya. Kadang aku sendiri merasa capek dengan semua itu,sepertinya belum kelar rasanya aku beberes barang-barang,mengeluarakn dari kardus-kardus dan menatanya,kini kami sekeluarga harus pindah lagi. Bayangkan saja,dalam setahun,papanya anak-anak sudah pindah tugas tiga kali.Dan parahnya lagi,kami semua juga mesti ikut. Wajar anak-anak selalu mengeluh bila kami mengutarakan tentang perpindahan tugas papanya,karena perpindahan tugas papanya,itu berarti mereka juga harus pindah sekolah. Anak-anakku mungkin juga merasakan hal yang sama sepertiku,capek…mesti pindah-pindah terus.Mereka mesti mulai lagi beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru,teman-teman baru,lingkungan tempat tinggal yang baru dan semua yang serba baru. Acha putra keduaku sering merepotkanku tentang sekolahnya.Sering dia mogok sekolah karena tidak berkenan dengan sekolahnya yang baru.Kasihan juga melihatnya merajuk,karena dia tidak menyukai tempatnya yang baru,yang menurutnya sih..gak asik.Kadang aku juga sering tertawa akan ulahnya yang melebih-lebihkan keadaan,contonya saja saat diutarakan tentang kepindahan,dia mengeluh…”kapan dong Acha naik kelas dua”,kontan aja aku tertawa dibuatnya.Dia tidak mengerti,dipikirnya kalau pindah sekolah terus maka dia tidak akan naik kelas.Setahunya memang semestinya dia sekarang kelas dua di sekolah dasar.Karena seringnya kami berpindah-pindah,yang kadang waktu kepindahanya tidak menentu,tidak sejalan dengan waktu semesteran sekolah anak-anak.Dan karena waktu yang tidak sejalan itulah yang membuatnya sampai hari ini masih duduk di kelas satu sekolah dasar.Acha sempat putus sekolah sewaktu dia duduk di bangku taman kanak-kanak,hingga dia mesti mengulang setahun lagi demi mendapatkan surat tanda tamat belajar dari taman kanak-kanak untuk bias melanjutkan kebangku sekolah dasar. Mungkin untuk urusan pindah sekolah anak-anak bias jadi mereka akan memecahkan rekor terbanyak.Bayangkan saja,anakku yang pertama,sikakak yang biasa aku panggil Kirey dari baru mulai mengenal bangku sekolahan di kelompok bermain saat itu umurnya baru satu setengah tahun,sampai sekarang dia duduk dibangku kelas lima sekolah dasar sudah berpindah pindah sekolah sebanyak sembilan kali.Lain lagi dengan si abang yang selalu marah kalau aku panggil Cha-cha didepan teman-temanya,katanya malu diejek karena namanya kok seperti merk permen choklat.Sejak umur dua tahun sudah mengenal bangku sekolahan dikelompok bermain,sampai sekarang umurnya tujuh tahun sudah berpindah sekolah sebanyak tujuh kali.Itulah mengapa aku merasa capek dan bosan berpindah-pindah terus,karena kasihan pada mereka yang harus selalu kembali menyesuaikan diri pada lingkunganya lagi.Untungnya dalam prestasi disekolah mereka tidak mengecewakan,masih berada dalam peringkat tiga besar,bahkan sikakak Kirey sempat mewakili salah satu sekolahnya mengikuti kejuaraan Olimpiade matematika walaupun tidak lolos ke tingkat Propinsi.Dengan banyak pertimbangan dan perdebatan yang cukup lama demi anak-anak terutama si kakak yang sebentar lagi akan menempuh ujian persiapan untuk kelulusan,Aku dan anak-anak harus rela hidup berjauhan dengan papanya,Aku putuskan untuk pulang kekampung halamanku.Sudah saatnya suamiku mengalah demi masa depan anak-anak,dia harus rela bolak balik Jawa-Bali seminggu sekali.Nyaman sekali rasanya kembali kerumah kami,home sweat home…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar